Archive for November 2014
Pantai Siung Yogyakarta
By : Unknown
Pantai Siung Yogyakarta
Pantai Siung adalah salah satu pantai di Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta. Meski termasuk yang paling baru dikenal, pantai ini telah
menjadi andalan wilayah tersebut. Belum lama ini, saya mengunjungi
pantai itu dan menyadari potensi wisata yang dimilikinya.
Siung
terletak di Kecamatan Tepus, sekitar 70 km dari Yogya. Berbeda dengan
pantai-pantai yang telah lebih dahulu dikenal seperti Parangtritis,
Siung termasuk pendek. Pantai ini terletak di cekungan yang panjangnya
hanya sekitar 300-400 m. Namun justru di sinilah letak keistimewaannya.
Pantai
pendek ini dikelilingi oleh karang-karang besar berwarna kehitaman,
yang sebagian besar ditumbuhi vegetasi dan lumut hijau. Paduan laut
biru jernih dan karang kehijauan menambah keindahan panorama tempat
ini.
Pantai Siung bukanlah pantai yang paling ideal untuk berenang karena menghadap langsung ke Samudera Hindia.
Topografi pantai yang berkarang dan berbatu serta ombak yang besar pun
menyulitkan Anda untuk berenang. Tak heran pemerintah setempat
memasang tanda larangan berenang. Namun, tentu Anda masih bisa
bermain-main air di pinggir pantai.
Keistimewaan lain dari pantai
ini adalah masih banyaknya pepohonan di pinggir pantai. Anda tinggal
menyewa tikar dari penduduk sekitar dan berteduh di bawah pohon-pohon
itu.
Selain cocok sebagai tempat melarikan diri dari kesibukan
sehari-hari, Siung sangat sesuai bagi Anda yang memiliki hobi fotografi.
Pantai yang pendek dan dibatasi karang-karang justru merupakan objek
foto yang sangat menarik.
Bila tidak keberatan mengeluarkan
keringat, Anda dapat mengikuti jalan setapak di sisi kiri pantai untuk
mencapai puncak tebing. Sekitar 10-15 menit dibutuhkan hingga sampai ke
puncak. Dari sana, akan terlihat keseluruhan pantai dan karang-karang
besar di sisi kiri dan kanan. Juga terlihat Pantai Wediombo yang berada
di sisi sebelah timur Siung.
Selain menjadi objek wisata dan foto
yang menarik, daerah di sekeliling Pantai Siung juga sering dijadikan
tempat latihan panjat tebing. Mahasiswa pencinta alam di Yogya — dan
bahkan luar kota — sering berlatih di sini, memanfaatkan tebing-tebing
dengan ukuran bervariasi dan jalur yang beragam.
Karena baru
dikenal beberapa tahun belakangan ini, Siung belum banyak dikunjungi
wisatawan. Air lautnya masih jernih, karang-karangnya pun masih bebas
dari tangan-tangan jahil manusia.
Penduduk setempat telah
membangun warung, toilet dan mushola di pantai ini. Berbeda dengan
tempat wisata kebanyakan, harga-harga di pantai ini masih tergolong
normal sehingga pantai ini dapat menjadi opsi jalan-jalan murah bagi
Anda.
Bila perut mulai melilit, Anda dapat mendatangi salah satu
warung yang berjajar di pinggir pantai. Biasanya mereka menyediakan mi
instan, nasi dan lauk, serta es kelapa muda. Anda juga dapat meminta
penjaga warung untuk memasakkan ikan yang baru ditangkap nelayan.
Sayangnya, di daerah ini banyak nelayan menangkapi bayi hiu padahal hewan itu adalah salah satu spesies yang dilindungi. Menuju
Siung Dengan kendaraan pribadi dari Yogya, Anda tinggal menuju ke Jalan
Wonosari. Dari Yogya hingga ke Wonosari, ibukota Gunungkidul,
dibutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam perjalanan. Hati-hati terhadap jalan
yang menanjak dan berliku. Sampai di Wonosari, Anda tinggal
mengikuti jalan ke arah Pantai Baron hingga persimpangan yang menuju ke
Pantai Siung. Total waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Siung sekitar
2-2,5 jam tergantung moda transportasi dan kecepatan kendaraan Anda. Bila
Anda memilih kendaraan umum, Anda harus naik bis ke terminal Wonosari.
Di sana Anda harus berganti dengan minibus arah Tepus atau Jepitu. Di
perhentian terakhir Anda harus menyewa ojek.
Karena jalur
transportasi umum masih kurang memadai, cara ini tidak disarankan. Anda
yang berasal dari luar kota lebih baik menyewa motor/mobil di Yogya,
dan menempuh perjalanan sendiri hingga lokasi yang dituju. Jangan
khawatir, seperti hampir keseluruhan wilayah Yogyakarta, akses jalan
hingga ke tempat-tempat terpencil – termasuk Siung dan pantai-pantai di
sekitarnya – adalah jalan aspal halus.
Tag :
Wisata Jogja,
Parang endog Yogyakarta
By : Unknown
Parang endog Yogyakarta
Parang endog suatu daerah di kec.purwosarisari kab gunung kidul ujung selatan jogjakarta hadiningrat..
Pantai Parang endog terletak di sebelah timur pantai Parangtritis.
Panorama yang khas dari Pantai Parang endog selain hamparan pasir dan
bentangan lain yang biru, Pantai ini memiliki gundukan bukit yang
membentang di belakang hamparan pasir Pantai. Namun bukit yang menjadi
bagian dari dataran tinggi Pegunungan Seribu ini pada beberapa
bagiannya masuk ke Samudera Indonesia.Kecuali itu jarak antara dinding bukit
dengan garis Pantai di Pantai Parang endog ini rata-rata relatif dekat jika dibandingkan dengan Pantai – Pantai di Bantul pada umumnya.
Hal lain yang menarik dari Pantai Parang endog adalah adanya areal persawahan yang dibuat di begitu mepet jaraknya dengan Pantai. Fenomena ini menunjukkan betapa warga Pantai Parang endog begitu gigih mengupayakan kehidupannya. Pantai berpasir yang notabene merupakan hamparan tanah tandus dapat disulap menjadi areal persawahan padi dan bawang merah.
dengan garis Pantai di Pantai Parang endog ini rata-rata relatif dekat jika dibandingkan dengan Pantai – Pantai di Bantul pada umumnya.
Hal lain yang menarik dari Pantai Parang endog adalah adanya areal persawahan yang dibuat di begitu mepet jaraknya dengan Pantai. Fenomena ini menunjukkan betapa warga Pantai Parang endog begitu gigih mengupayakan kehidupannya. Pantai berpasir yang notabene merupakan hamparan tanah tandus dapat disulap menjadi areal persawahan padi dan bawang merah.
Pemandangan persawahan ini seolah menjadi begitu kontras dengan
kegersangan hamparan pasir hitam yang berada di kiri kanan petak-petak
sawah. Kegersangan hamparan pasir ini ternyata bisa disulap menjadi
areal persawahan yang menjanjikan. Hal ini terjadi karena hasil kerja
keras warga setempat yang ditunjang oleh ketersediaan sumber-sumber air
tawar bening yang mengalir dari celah-celah bukit di sisi utaranya.
Pantai Parang endog ini secara etimologis terdiri atas dua buah kata,
yakni parang dan endhog. Parang dalam bahasa Jawa sering diartikan
sebagai batu karang yang berada di sekitar atau di dalam samudera.
Sedangkan endhog dalam bahasa Jawa sama artinya dengan telur dalam
bahasa Indonesia. Wilayah ini dinamakan Parang endog karena pada masa
lalu di wilayah ini banyak ditemukan batuan berbentuk bulat dengan
ukuran rata-rata sebesar telur. Batuan-batuan ini berasal dari
perbukitan yang berada di sisi utara Pantai. Sayangnya batuan semacam
itu sekarang relatif sulit ditemukan karena banyak diambil orang.
Tag :
Wisata Jogja,
Pantai Baron Yogyakarta
By : Unknown
Pantai Baron Yogyakarta
Pantai Baron adalah salah satu pantai
yang menjadi favorit para wisatawan yang sedang berkunjung ke Jogja.
Wisata Pantai Baron Jogja memiliki rating yang tinggi diantara deretan
pantai-pantai yang ada di Jogja. Nama Pantai Baron melegenda dari
anak-anak muda sampai orang-orang dewasa terutama bagi mereka yang
pernah kuliah atau hidup di Jogja. Pantai Baron adalah pantai yang
sangat cantik yang menawarkan pemandangan indah dan masakan hasil laut
yang memanjakan lidah. Deretan pantai setelah Pantai Baron adalah Pantai
Sundak, dan Pantai Siung (deret pantai yang terkenal di Jogja). Pantai
Baron memiliki ombak yang besar, para wisatawan pun tidak boleh asal
melewati batas pantai yang telah ditentukan petugas penjaga pantai,
dengan hal ini tentunya harus berhati-hati bagi para wisatawan jika
ingin berenang di pantai ini.
Pantai ini sebenarnya berupa teluk yang
diapit oleh dua buah bukit di sisi kanan dan kirinya. Pasir berwarna
cokelat menghampar di sepanjang pantai. Di atas pasir itu, berjajar
perahu-perahu nelayan membelakangi lautan. Kapal-kapal itu baru pulang
dari melaut atau sedang beristirahat kala musim melaut belum tiba.
Pantai Baron memang menjadi dermaga bagi para nelayan untuk berangkat
dan pulang untuk mencari nafkah. Sehingga, di kawasan pantai ini juga
dilengkapi dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai pasar para
nelayan untuk menjual hasil tangkapannya.
Lokasi Wisata Pantai Baron: Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Letak pantai ini adalah sekitar 65 km
dari arah Yogyakarta atau 20 km ke arah selatan dari Wonosari.
Untuk menuju ke lokasi Pantai Baron, ada
beberapa pilihan transportasi yang dapat Anda gunakan. Anda dapat
menggunakan taksi, bus umum, atau kendaraan pribadi baik mobil maupun
motor.
Anda yang hendak ke Pantai Baron dengan menggunakan kendaraan umum, jalur kendaraan umum yang dapat Anda tempuh adalah:
- Dari Stasiun Tugu menuju Terminal Giwangan ditempuh dengan bus Trans-Jogja jurusan 1A, di shelter Bandara Adisucipto Anda harus pindah bus jalur 3B—jalur bus yang menuju Terminal Giwangan. Biaya sekali jalan adalah Rp 3.000,00-. Dari Bandara Adisucipto, Anda dapat langsung naik bus Trans-Jogja jalur 3B langsung ke Terminal Giwangan. Ongkos bus dari bandara ke Terminal Giwangan adalah Rp 3000,00-. Sesampainya di Terminal Giwangan, Anda dapat naik minibus jurusan Yogyakarta-Wonosari dengan jarak tempuh antara 1 hingga 2 jam. Setelah sampai di Wonosari, perjalanan dilanjutkan dengan minibus yang menuju Pantai Baron.
- Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat memilih dua jalur, pertama melewati jalan Wonosari, dan yang kedua melewati Imogiri. Jalan Wonosari memiliki akses yang lebih mudah karena jalur inilah yang sering dilalui oleh para wisatawan jika hendak menuju pantai selatan Gunung Kidul Jogja. Namun jika Anda menginginkan jalur yang berbeda dari biasanya, Anda ambil jalur Imogiri, jalur ini terkenal agak sepi dan menyajikan pemandangan yang tidak kalah indah, namun lebar jalan lebih sempit dibandingkan jalur jln Wonosari. Perlu dipertimbangkan kesiapan kendaraan Anda jika melewati jalur ini, karena ketersediaan bengkel dipinggir jalan sangat-sangat jarang adanya.
Tag :
Wisata Jogja,
Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali
By : Unknown
Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter
di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang
Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda
ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus
dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih
dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond.
Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda
membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu
menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung
Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk
menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan
sementara di daerah Tirta Agung.
Tag :
Wisata Bali,
Pantai Pok Tunggal Yogyakarta
By : UnknownPantai Pok Tunggal Yogyakarta
Terlalu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata bagaiman keindahan Pok Tunggal. Yang jelas anda akan menemukan barisan tebing karang yang berdiri kokoh disekitar pantai, bukan itu saja karang-karang tersebut tinggi menjulang tegak lurus kurang lebih 50 meter), anda juga akan bisa menjumpai kawanan monyet liar melompat dari balik tebing di sisi timur, yang luar biasa di pantai ini menyembur mata air tawar dari bumi.
Jika sore hari anda bisa menikmari sunset yang sangat mempesona. Atau anda mungkin suka berkemah? Maka anda bisa membangun tenda di pantai pasir putih ini. Jangan kahawatir jika tidak memiliki tenda, anda bisa menyewanya dari masyarakat sekitar. Jika anda suka mandi air laut maka dipantai ini anda bisa mandi sepuasnya, namun tetaplah berhati-hati.
Di pantai Pok Tunggal tumbuh sebatang pohon Duras tumbuh rindang di bibir pantai dan menjadi ikon pantai ini. Pohon ini sangat sulit tumbuh sehingga dijaga keberadaannya oleh penduduk setempat. Para wisatawan dilarang memanjat pohon tersebut yang tampak cantik tersebut.
Lokasi Pantai Pok Tunggal :
Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Jauhnya sekita 50 km dari kota Wonosari dan dibutuhkan sekitar 2,5 jam perjalanan dari Jogja.
Koordinat GPS: S8°9’20″ E110°37’17″
Kendaraan/cara menuju Pantai Pok Tunggal
Terlalu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata bagaiman keindahan Pok Tunggal. Yang jelas anda akan menemukan barisan tebing karang yang berdiri kokoh disekitar pantai, bukan itu saja karang-karang tersebut tinggi menjulang tegak lurus kurang lebih 50 meter), anda juga akan bisa menjumpai kawanan monyet liar melompat dari balik tebing di sisi timur, yang luar biasa di pantai ini menyembur mata air tawar dari bumi.
Jika sore hari anda bisa menikmari sunset yang sangat mempesona. Atau anda mungkin suka berkemah? Maka anda bisa membangun tenda di pantai pasir putih ini. Jangan kahawatir jika tidak memiliki tenda, anda bisa menyewanya dari masyarakat sekitar. Jika anda suka mandi air laut maka dipantai ini anda bisa mandi sepuasnya, namun tetaplah berhati-hati.
Di pantai Pok Tunggal tumbuh sebatang pohon Duras tumbuh rindang di bibir pantai dan menjadi ikon pantai ini. Pohon ini sangat sulit tumbuh sehingga dijaga keberadaannya oleh penduduk setempat. Para wisatawan dilarang memanjat pohon tersebut yang tampak cantik tersebut.
Lokasi Pantai Pok Tunggal :
Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Jauhnya sekita 50 km dari kota Wonosari dan dibutuhkan sekitar 2,5 jam perjalanan dari Jogja.
Koordinat GPS: S8°9’20″ E110°37’17″
Kendaraan/cara menuju Pantai Pok Tunggal
- Kendaraan Umum: Sampai saat ini belum ada kendaraan umum untuk sampai ke lokasi wisata. Sehingga jika menggunakan kendaraan umum hanya bisa sampai di terminal wonosari, selanjutnya perjalanan ditempuh dengan ojek.
- Kendaraan Pribadi (jalur 1): Dari Jogja- Piyungan – Patuk à Sambipitu – Arah Hutan Bunder- Gading -Logandeng – Siyono- Bundaran Tugu BPD – Jl. Kyai Legi – Jalan Lingkar Selatan – Jl. KRT Djojodiningrat -Jalan Girisubo – Wonosari – Jalan Saptosari- Tepus-Pok Tunggal
- Jogja – Imogiri à Panggang- Jalan Saptosari -Tepus – Ikuti Arah ke Pantai Baron -Pertigaan Jalan sebelum Pantai Baron belok kiri menuju Pantai Indrayanti – Pertigaan di Kawasan Pantai Indrayanti ke kiri ikuti jalan aspal -Pos Retribusi -beberapa meter sebelah kanan jalan ada papan petunjuk arah “Pantai Pok Tunggal” – ikuti jalan kecil cor blok (jalan batu) ke lokasi pantai Pok Tunggal dengan ciri ada Pohon Duras di kanan jalan masuk
Tag :
Wisata Jogja,
Benteng Vredeburg Yogyakarta
By : UnknownBenteng Vredeburg Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menyajikan koleksi-koleksisebagai berikut:
1. Koleksi Bangunan
3. Koleksi Foto, miniatur, replika, lukisan dan atau benda hasil visualisasi lainnya.
4. Koleksi Adegan sejarah dalam bentuk miniatur yaitu
Benteng Vredeburg atau disebut Museum Benteng
Vredeburg dibangun pada tahun 1760 Oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I
atas permintaan Belanda yang dipimpin oleh Nicholaas Harting pada saat
itu menduduki jabatan Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa.
Pembangunan Benteng Vredeburg dimaksudkan dengan dalih untuk menjaga
keamanan Kraton dan sekitarnya, akan tetapi dibalik itu maksud Belanda
sesungguhnya adalah memudahkan dan mengontrol segala perkembangan yang
terjadi di dalam kraton. Benteng Vredeburg terletak di ujung Jl. Jend.
Ahmad Yani Jogjakarta atau lebih di kenal Jl. Malioboro.
Awal mulanya benteng di bangun dari tanah yang
diperkuat dengan tiang-tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan aren.
Bangunan didalamnya terdiri dari bambu dan kayu dengan atap daun ilalang
serta mengambil bentuk bujursangkar dengan tiap sudutnya dibuat tempat
penjagaan yang disebut "Seleka" atau "Bastion".
Oleh Sultan, keempat sudut tersebut dinamai Jaya Wisesa [Sudut Barat
Laut], Jaya Purusa [Sudut Timur Laut], Jaya Prakoningprang [Sudut Barat
Daya], dan Jaya Prayitna [Sudut Tenggara].
Selanjutnya Oleh Gubernur Belanda berikutnya
yakni W.H Van Ossenberg diusulkan agar benteng dibangun lebih permanen
guna lebih menjamin keamanan. Pembangunan berikutnya dilaksanakan pada
tahun 1767 dibawah pengawasan seorang ahli ilmu bangunan dari belanda
yang bernama Ir. Frans Haak, dan baru selesai pada tahun 1768. Hal ini
disebabkan Sri Sultan Hamengku Buwono I baru disibukkan pembangunan
Kraton. Setelah selesai kemudian benteng di beri nama "Rustenberg" yang
artinya Benteng Peristirahatan. Pada tahun 1867 Kota Yogyakarta sempat
di goncang gempa bumi yang dasyat sehingga sebagian bangunan benteng
rusak berat. Setelah dilakukan perbaikan barulah nama benteng di ganti
menjadi "Vredeburg" yang artinya Benteng Perdamaian.
Status kepemilikan dari awal pembangunan hingga sekarang secara historis sebagai berikut :
- Tahun 1760 - 1765, pada awal pembangunan status tanah milik kraton, tetapi penggunaannya dibawah pengawasan Nicolaas Harting, Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa.
- Tahun 1765 - 1788, status tanah milik kraton, tapi penguasaan benteng dan tanahnya dipegang oleh Belanda dibawah pimpinan Gubernur W.H. Ossenberg.
- Tahun 1788 - 1799, status tanah milik kraton, namun hak penggunaan sepenuhnya oleh VOC.
- Tahun 1799 - 1807, status tanah milik kraton, namun penggunaan secara defacto menjadi milik pemerintah Belanda di bawah Gubernur Van de Burg.
- Tahun 1807 - 1811, status tanah secara formal milik kraton, namun secara de facto benteng menjadi milik Belanda dibawah pengawasan Gubernur Dandels.
- Tahun 1811 - 1816, status tanah secara yuridis milik kraton. kemudian secara de facto dikuasai Inggris dibawah pengawasan Gubernur Jendral Raffles.
- Tahun 1816 - 1942, status tanah milik kraton, tetapi secara de facto dipegang Belanda sampai menyerahnya Belanda pada Jepang. yang ditandai dengan perjanjian Kalijati tahun 1942.
- Tahun 1942 - 1945, status tanah milik kraton tetapi secara defacto dikuasai oleh Jepang dipergunakan sebagai markas tentara Jepang, Gudang Mesiu dan rumah tahanan bagi orang Belanda dan Indo Belanda.
- Tahun 1945 - 1977, status tanah milik kraton, setelah adanya proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945, bentengdiambil alih oleh TNI. Tahun 1948 pada masa agressi militer Belanda II sempat diambil alih, dan setelah serangan umum 1 Maret 1949benteng diambil alih kembali oleh APRI [Angkatan Perang Republik Indonesia].
- Tahun 1977 - 1992, Pengelolaan benteng diserahkan dari pihak Hankam kepada Pemerintahan Daerah Yogyakarta, dan tanggal 9 agustus 1980diadakan perjanjian pemanfaatan bangunan bekas benteng Vredeburg antara Sri Sultan HB IX dengan Mendikbud DR. Daud Yusuf. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Mendikbud Prof. DR. Nugroho Notosusanto tanggal 5 Noember 1984 bahwa bekas benteng ini akan difungsikan sebagai sebuah museum Kemudian tahun 1985Sri Sultan mengijinkan diadakannya perubahan bangunan sesuai kebutuhan sebuah museum. Baru pada tahun 1987 Museum Benteng Vredeburg dibuka untuk umum, sedangkan status tanahdalam periode ini tetap milik kraton.
- Tahun 1992 - sekarang, berdasarkan SK Mendikbud RI Prof. DR Fuad Hasan No. 0475/0/1992 tanggal 23 Novemver 1992 secara resmi Benteng Vredeburg digunakan sebagai museum perjuangan dengan nama "Museum Benteng Vredeburg" yang menempati tanah seluas 24.480 m2, sedangkan luas bangunan yang ada dikompleks Benteng Vredeburg adalah 8.483 m2.
KOLEKSI MUSEUM
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menyajikan koleksi-koleksisebagai berikut:
1. Koleksi Bangunan
- Selokan atau parit, dibuat mengelilingi benteng yang pada awalnya dimaksudkan sebagai rintangan paling luar terhadap serangan musuh, namun seiring perkembangan jaman parit tersebut kemudian hanya digunakan untuk sara drainase dan pembuangan saja.
- Jembatan, pada awalnya dibuat jembatan gantung, namun seiring perkembangan tehnologi kendaraan perang kemudian diganti kendaraan paten.
- Tembok Benteng, berfungsi sebagai pertahanan, pengintaian, penempatan meriam-meriam kecil dan senjata tangan.
- Pintu Benteng, Digunakan sebagai sarana keluar masuk benteng. Pintu gerbang berjumlah 3 yaitu Pintu Barat, Timur dan Selatan. tetapi yang disebelah selatan dibuat lebih kecil saja.
- Bangunan-bangunan didalam benteng [Bagian tengah benteng] berfungsi sebagai barak prajurit dan perwira, yang kemudian dialihfungsikan sebagai tangsi militer.
- Munumen Serangan Oemoem 1 maret 1949
3. Koleksi Foto, miniatur, replika, lukisan dan atau benda hasil visualisasi lainnya.
4. Koleksi Adegan sejarah dalam bentuk miniatur yaitu
- Ruang Mini Rama I, terdiri dari11 buah yang menggambarkan peristiwa sejarah dari jaman Perang Pangeran Diponegoro sampai masa pendudukan jepang. [1825 - 1945]
- Ruang Mini Rama II terdiri dari 19 buah yang menggambarkan peristiwa sejak Proklamasi Kemerdakaan hingga masa agresi militer Belanda I [1945 - 1947]
- Ruang Mini Rama III terdiri dari 18 buah yang menggambarkan peristiwa bersejarah semanjak Perjanjian Renville sampai dengan pengakuan kedaulatan RIS [1948 - 1949]
- Ruang Mini Rama IV terdiri dari 7 buah yang menggambarkan peristiwa sejarah periode NKRI sampai masa Orde Baru [1950 - 1974]
FASILITAS MUSEUM
Museum Benteng Vredeburg memiliki fasilitas umum diantaranya :- Halaman Luar meliputi : Taman luar, monumen 1 maret dan halaman Parkir yang memadai
- Halaman Dalam meliputi : Anjungan, Bastion, Taman bagian dalam.
- Ruangan Bangunan Benteng bisa untuk acara seminar, meeting, lokakarya, mushola, kantin, toilet serta guest house.
- Perpustakan yang berisi bermacam-macam buku sejarah
- Hotspot area
- Wisata sepeda onthel dan suvenir khas Museum Benteng Vredeburg
Tag :
Wisata Jogja,
Pantai Sanur Bali
By : Unknown
Pantai Sanur Bali
Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancongan pariwisata yang terkenal di pulau Bali. Tempat ini letaknya adalah persis di sebelah timur kota Denpasar, ibukota Bali. Sanur berada di Kotamadya Denpasar.
Karena memiliki ombak yang cukup tenang, maka pantai Sanur tidak bisa dipakai untuk surfing layaknya Pantai Kuta .
Tak jauh lepas Pantai Sanur terdapat juga lokasi wisata selam dan
snorkeling. Oleh karena kondisinya yang ramah, lokasi selam ini dapat
digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian.
Pantai Sanur juga dikenal sebagai Sunrise beach (pantai Matahari terbit) sebagai lawan dari Pantai Kuta.
Karena lokasinya yang berada di sebelah timur pulau Bali, maka pantai
Bali ini menjadi lokasi yang tepat untuk menikmati sunrise atau
Matahari terbit. Hal ini menjadikan tempat wisata ini makin menarik,
bahkan ada sebuah ruas di pantai Sanur ini yang bernama pantai Matahari
Terbit karena pemandangan saat Matahari terbit sangat indah jika dilihat
dari sana.
Sepanjang pantai Bali ini menjadi tempat yang pas untuk melihat Matahari terbit.
Apalagi sekarang sudah dibangun semacam sanderan yang berisi
pondok-pondok mungil yang bisa dijadikan tempat duduk-duduk menunggu
Matahari terbit. Selain itu, ombak di pantai ini relatif lebih tenang
sehingga sangat cocok untuk ajang rekreasi pantai anak-anak dan tidak
berbahaya.
Selain itu, pengunjung bisa melihat Matahari terbit dengan berenang
di pantai. Sebagian kawasan pantai ini mempunyai pasir berwarna putih
yang eksotis. Dilengkapi dengan pohon pelindung, pengunjung bisa
duduk-duduk sambil menikmati jagung bakar ataupun lumpia yang banyak
dijajakan pedagang kaki lima.
Sepanjang tempat wisata pantai Bali ini sekarang sudah dilengkapi
dengan penunjang wisata berupa hotel, restoran ataupun kafe-kafe kecil
serta art shop. Salah satu hotel tertua di Bali dibangun di pantai ini.
Hotel ini bernama Ina Grand Bali Beach yang terletak persis di tepi
pantai. Selain itu, sepanjang garis pantai juga dibangun semacam area
pejalan kaki yang seringkali digunakan sebagai jalur jogging oleh
wisatawan ataupun masyarakat lokal. Jalur ini terbentang ke arah selatan
melewati pantai Shindu, pantai Karang hingga Semawang sehingga
wisatawan bisa berolahraga sekaligus menikmati pemandangan pantai di
pagi hari.
Tag :
Wisata Bali,
Kraton Yogyakarta
By : Unknown
Kraton Yogyakarta
Kraton Yogyakarta adalah obyek utama di Kota Yogyakarta. Bangunan
Bersejarah yang merupakan istana dan tempat tinggal dari Sultan Hamengku
Buwana dan keluarganya ini berdiri sejak tahun 1756. Kraton Yogyakarta
dengan segala adat istiadat dan budayanya menjadi ruh kehidupan
masyarakat Yogyakarta. Kraton Yogyakarta juga menjadi obyek wisata utama
di Kota Yogyakarta baik dari sisi peninggalan bangunannya maupun adat
istiadat yang ada di dalamnya. Di Kraton Yogyakarta di samping dapat
dinikmati keindahan masa lalu melalui arsitektur bangunannya, dapat juga
dinikmati kesenian tradisional yang disajikan setiap harinya di Bangsal
Manganti. Saat ini Kraton Yogyakarta ditempati oleh keluarga Sultan
Hamengku Buwana X yang menjadi raja sekaligus gubernur di Yogyakarta.
Tag :
Wisata Jogja,
Jalan Malioboro Yogyakarta
By : UnknownJalan Malioboro Yogyakarta
Sejak awal degup jantung Malioboro berdetak telah menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian perkotaan. Setiap bagian dari jalan Malioboro ini menjadi saksi dari sebuah jalanan biasa hingga menjadi salah satu titik terpenting dalan sejarah kota Yogyakarta dan Indonesia. Bangunan Istana Kepresidenan Yogyakarta yang dibangun tahun 1823 menjadi titik penting sejarah perkembangan kota Yogyakarta yang merupakan soko guru Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari bangunan ini berbagai perisitiwa penting sejarah Indonesia dimulai dari sini. Pada tanggal 6 Januari 1946, Yogyakarta resmi menjadi ibukota baru Republik Indonesia yang masih muda. Istana Kepresidenan Yogyakarta sebagai kediaman Presiden Soekarno beserta keluarganya. Pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI (pada tanggal 3 Juni 1947), diikuti pelantikan sebagai Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia (pada tanggal 3 Juli 1947), serta lima Kabinet Republik yang masih muda itu pun dibentuk dan dilantik di Istana ini pula. Benteng Vredeburg yang berhadapan dengan Gedung Agung. Bangunan yang dulu dikenal dengan nama Rusternburg (peristirahatan) dibangun pada tahun 1760. Kemegahan yang dirasakan saat ini dari Benteng Vredeburg pertama kalinya diusulkan pihak Belanda melalui Gubernur W.H. Van Ossenberch dengan alasan menjaga stabilitas keamanan pemerintahan Sultan HB I. Pihak Belanda menunggu waktu 5 tahun untuk mendapatkan restu dari Sultan HB I untuk menyempurnakan Benteng Rusternburg tersebut. Pembuatan benteng ini diarsiteki oleh Frans Haak.Kemudian bangunan benteng yang baru tersebut dinamakan Benteng
Vredeburg yang berarti perdamaian.
Vredeburg yang berarti perdamaian.
Sepanjang jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang
berkunjung di kawasan ini, menikmati pengalaman wisata belanja sepanjang
bahu jalan yang berkoridor (arcade). Dari produk kerajinan lokal
seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu (gantungan
kunci, lampu hias dan lain sebagainya) juga blangkon (topi khas
Jawa/Jogja) serta barang-barang perak, hingga pedagang yang menjual
pernak pernik umum yang banyak ditemui di tempat lain. Pengalaman lain
dari wisata belanja ini ketika terjadi tawar menawar harga, dengan
pertemuan budaya yang berbeda akan terjadi komunikasi yang unik dengan
logat bahasa yang berbeda. Jika beruntung, bisa berkurang sepertiga atau
bahkan separohnya. Tak lupa mampir ke Pasar Beringharjo, di tempat ini
kita banyak dijumpai beraneka produk tradisional yang lebih lengkap. Di
pasar ini kita bisa menjumpai produk dari kota tetangga seperti batik
Solo dan Pekalongan. Mencari batik tulis atau batik print, atau sekedar
mencari tirai penghias jendela dengan motif unik serta sprei indah
bermotif batik. Tempat ini akan memuaskan hasrat berbelanja
barang-barang unik dengan harga yang lebih murah. Berbelanja di kawasan
Malioboro serta Beringharjo, pastikan tidak tertipu dengan harga yang
ditawarkan. Biasanya para penjual menaikkan harga dari biasanya bagi
para wisatawan.
Malioboro terus bercerita dengan kisahnya, dari pagi sampai menjelang tengah malam terus berdegup mengiringi aktifitas yang silih berganti. Tengah malam sepanjang jalan Malioboro mengalun lebih pelan dan tenang. Warung lesehan merubah suasana dengan deru musisi jalanan dengan lagu-lagu nostalgia. Berbagai jenis menu makanan ditawarkan para pedagang kepada pengunjung yang menikmati suasana malam kawasan Malioboro. Perjalanan terus berlanjut sampai dikawasan nol kilometer kota Yogyakarta, yang telah mengukir sejarah di setiap ingatan orang-orang yang pernah berkunjung ke kota Gudeg ini. Bangunan-bangunan bersejarah menjadi penghuni tetap kawasan nol kilometer yang menjamu ramah bagi pengunjung yang memiliki minat di bidang arsitektur dan fotografi.
Malioboro terus bercerita dengan kisahnya, dari pagi sampai menjelang tengah malam terus berdegup mengiringi aktifitas yang silih berganti. Tengah malam sepanjang jalan Malioboro mengalun lebih pelan dan tenang. Warung lesehan merubah suasana dengan deru musisi jalanan dengan lagu-lagu nostalgia. Berbagai jenis menu makanan ditawarkan para pedagang kepada pengunjung yang menikmati suasana malam kawasan Malioboro. Perjalanan terus berlanjut sampai dikawasan nol kilometer kota Yogyakarta, yang telah mengukir sejarah di setiap ingatan orang-orang yang pernah berkunjung ke kota Gudeg ini. Bangunan-bangunan bersejarah menjadi penghuni tetap kawasan nol kilometer yang menjamu ramah bagi pengunjung yang memiliki minat di bidang arsitektur dan fotografi.
Tag :
Wisata Jogja,
TUGU YOGYAKARTA
By : Unknown
TUGU JOGJA
Sebagian besar orang yang berkunjung ke kota Jogja percaya, belum lengkap rasanya kalau belum berkunjung ke tugu Jogja. Tugu Jogja adalah sebuah bangunan monumen bersejarah yang berada di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan A.M. Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Jogja ini hampir berusia tiga abad lamanya. Selain itu Tugu Jogja dikenal sebagai simbol kota Jogja. Tugu ini mempunyai sato poros imajiner antara Laut Selatan, Kraton Jogja dan Gunung Merapi. Semua hal ini berkaitan dengan ikatan magis antara ketiga tempat tersebut. Tugu Yogyakarta
dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755. Pada
awalnya, tugu ini berbentuk Golong-Gilig dan mempunyai tinggi mencapai
25 meter, dimana tiang dari tugu ini berbentuk Gilig (silinder) dan
puncaknya berbentuk Golong (bulat), sehingga pada masa itu tugu ini
disebut dengan nama Tugu Golong-Gilig. Pada awal dibangunnya tugu ini
mempunyai makna Manunggaling Kawula Gusti yang menggambarkan semangat
persatuan antara rakyat dan penguasa dalam melawan penjajah. Namun di
sisi lain juga bisa bermakna sebagai hubungan antara manusia dengan Sang
Pencipta.
Pada tanggal 10 Juni 1867, gempa hebat mengguncang kota Yogyakarta
dan mengakibatkan runtuhnya bangunan tugu. Dan baru pada tahun 1889,
tugu ini mulai diperbaiki oleh pemerintah Belanda yang dilakukan oleh
Opzichter van Waterstaat atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum, JWS van
Brussel di bawah pengawasan Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo
V dengan melakukan sedikit renovasi pada bangunan tugu ini. Tugu ini
lalu dibangun dengan bentuk persegi dimana puncaknya tidak lagi bulat
melainkan berbentuk kerucut runcing. Tiap sisi bangunan tugu juga
dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam
proses renovasi tersebut. Tidak hanya itu saja, tinggi bangunan yang
awalnya mencapai 25 meter pun dibuat hanya setinggi limabelas meter.
Tugu ini kemudian diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VII pada
tanggal 3 Oktober 1889. Semenjak itu, tugu ini disebut dengan nama De
Witt Paal atau Tugu Putih.
Kini Tugu Yogyakarta semakin bertambah cantik dengan taman kecil
yang menghiasi sekitar area tugu. Selain menambah kecantikannya, taman
ini juga dimaksudkan untuk menjaga agar pengunjung tidak semena-mena
naik ke atas tugu dan mengotori bangunan bersejarah ini.
Tag :
Wisata Jogja,